BREAKING NEWS
latest

Screen Shoot BTL4 Madrasah LP Ma'arif Mitra DBE3 USAID Prop Jateng

Lembar kerja (LK) atau lembar tugas (LT) dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan/atau sikap. Selain itu, penggunaan LK/LT dapat membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efisien dan efektif.

Beberapa kenyataan menunjukkan LK/LT digunakan hampir di akhir suatu sesi, yaitu setelah guru menjelaskan suatu konsep/pemahaman, sehingga LK/LT lebih terasa sebagai ‘soal latihan’ atau bahkan sebagai ‘soal tes’ terhadap konsep yang telah dijelaskan guru. Pada saat siswa memahami suatu konsep, mereka tetap mengalami pembelajaran yang tidak mengaktifkan mereka; mereka hanya ‘menyimak’ penjelasan guru. Pertanyaan yang diajukan dalam LK/LT pun sering berupa pertanyaan yang kurang memicu siswa berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, atau, mengkreasi). Lembar kerja yang ada sering meminta siswa hanya mengisi ‘titik-titik’ dengan kata atau kalimat pendek; walaupun dalam pelajaran Bahasa Inggris, pengisian ‘titik-titik’ dalam LK/LT untuk beberapa hal masih diperlukan, misal untuk keperluan kosa kata baru.

Lembar kerja/lembar tugas merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan merupakan sebagian ‘alat’ yang digunakan guru dalam mengajarnya. Oleh karena itu, LK/LT tidak dimaksudkan untuk mengganti guru. Guru masih memiliki peran, yaitu menjadikan suasana pembelajaran menjadi interaktif dengan cara mengatur agar hasil belajar siswa melalui LK/LT tersebut terkomunikasikan dan didiskusikan di antara para siswa; atau guru masih harus mengajukan pertanyaan tambahan kepada siswa yang berkemampuan lebih serta menyederhanakan pertanyaan bagi siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata.

Tidak setiap mengajar diperlukan LK/LT dalam bentuk lembaran. Pengertian LK/LT sebaiknya tidak terpaku pada ‘lembarannya’ melainkan pada isi, yaitu struktur yang ada pada LK/LT tersebut; sehingga bila tidak memungkinkan untuk memperbanyaknya, maka ‘isinya’ cukup ditulis di papan tulis bahkan jika singkat, isi LK/LT cukup dikemukakan secara lisan oleh guru. Struktur pokok LK/LT yang dikenalkan pada sesi ini terdiri dari INFORMASI/PERNYATAAN MASALAH dan PERTANYAAN/SURUHAN dan hanyalah salah satu bentuk dari sekian bentuk yang ada. Selanjutnya tiap mata pelajaran dapat mengembangkannya sesuai dengan karakter masing-masing mata pelajaran. PERTANYAAN dapat yang bersifat terbuka dan/atau yang bersifat membimbing (‘guided’).

Karakter utama LK/LT yang diperkenalkan adalah LK/LT tersebut menyebabkan siswa memproduksi hasil karya asli (orisinal). 






Lingkungan kelas yang kondusif sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan ruangan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar.

Pengaturan ruangan termasuk di dalamnya adalah mengatur perabotan untuk mendorong pembelajaran kooperatif. Hasil karya siswa dikelola menjadi sumber belajar bersama. Sumber belajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Melalui variasi sumber belajar, guru lebih mudah dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis, bekerjasama, dan kreatif, sehingga berdampak kompetensi yang dicapai juga optimal. Sumber belajar dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran. Beberapa contoh sumber belajar yang biasa digunakan di kelas adalah media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) internet, narasumber,  buku teks, koran, lingkungan, dan lain sebagainya.

Di antara sumber belajar yang ada, lingkungan merupakan potensi sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Berbagai lingkungan seperti fisik, sosial, dan peristiwa dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Cooperative Learning



Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
  • untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
  • kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
  • jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
  • penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif
  • Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
  • Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
  • Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :
FaseIndikatorAktivitas Guru
1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
2Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
4Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
5EvaluasiGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan model pembelajaran kooperatif di kelas, diantaranya:
  1. pilih pendekatan apa yang akan digunakan, misal STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok, dll.
  2. Pilih materi yang sesuai untuk model ini
  3. mempersiapkan kelompok yang heterogen
  4. menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa
  5. merencanakan waktu, tempat duduk yang akan digunakan.
Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya:
Pendekatan
Unsur
STADJigsawKelompok PenyelidikanPendekatan Struktur
Tujuan KognitifInformasi akademik sederhanaInformasi akademik sederhanaInformasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiriInformasi akademik sederhana
Tujuan SosialKerjasama dalam kelompokKerjasama dalam kelompokKerjasama dalam kelompok kompleksKeterampilan kelompok dan sosial
Struktur KelompokKelompok heterogen dengan 4-5 orangKelompok heterogen dengan 5-6 orang dan menggunakan kelompok asal dan kelompok ahliKelompok homogen dengan 5-6 orangKelompok heterogen dengan 4-6 orang
Pemilihan topikOleh guruOleh guruOleh siswaOleh guru
Tugas utamaMenggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materiMempelajari materi dalam kelompok ahli dan membantu kelompok asal mempelajari materimenyelesaikan inkuiri kompleksMengerjakan tugas yang diberikan baik social maupun kognitif
PenilaianTes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuisBervariasi, misal tes mingguan, jenis tes biasanya berupa kuisMenyelesaikan proyek dan menulis laporan.Bervariasi